“Mau makan untuk nanti malam?” Tanya seorang Ibu kepada anak-anaknya
“Ayam goreng”
seru si Bungsu
“Sayur mah. Atau apapun deh. Yang penting
enak” Kakak angkat bicara.
“Kalian berangkat sekolah dulu ya. Untuk
pesanan makanan yang tadi Mamah pertimbangkan untuk menu kita malam ini”
tegas Mamah berbicara kepada anak-anaknya
***
Seorang
Ibu adalah sosok yang sangat luar biasa. Seperti dalam cerita ilustrasi diatas.
Bagaimana seorang Ibu begitu penuh perhatian kepada anak-anaknya. Di zaman ini.
Jarang dari kalangan Ibu menekuni profesi mulia ini. Profesi Ibu rumah tangga
dianggap rendah, gengsi, gak kece. Maka
sebab itu banyak Ibu-Ibu yang seharusnya mengurusi rumah tangga malah sibuk
diluar rumah, untuk bekerja, mencari karir, berbisnis dan sebagainya. Padahal tugas
dirumah saja sudah begitu berharganya. Bagaimana mungkin semudah itu menjadi
Ibu rumah tangga?
Membersihkan
rumah, mencuci pakaian, melayani suami, menyayangi anak-anaknya. Dalam sebuah
situs saya dapat istilah “M-O-M” yang
mengandung makna “Master Of Multi tasking”.
Jadi pada dasarnya seorang Ibu adalah ujung tombak menciptakan keluarga yang
harmonis.
Pandangan
negatif tentang profesi seorang Ibu ini lama kelamaan akan menjadi tradisi yang
nantikan sangat mudah diterima di lingkungan sekitar. Otomatis, ketika sosok
Ibu hilang di lingkungan rumah, sementara sang Ayah bekerja, lalu anak-anak
akan semakin tidak terurus.
Kita
soroti satu permasalah kecil yang bisa berdampak besar, “Makanan”. Kebutuhan pokok
yang sangat dasar. Tapi akan berdampak besar untuk keharmonisan keluarga. Kenapa
saya beranggapan begitu?
Dalam
Islam sering kita mendengar makanan yang baik dan halal. Artinya ketika kita
makan atau memilih makanan hendaknya memilih makanan yang baik untuk tubuh juga
halal. Secara sekilas tampak sama saja. Toh
baik-baik juga untuk kesehatan. Tapi ternyata berbeda. Mengapa begitu?
Halal
atau haram. Itu pasti, tapi baik dan bukur itu tergantung pada keadaan dan
kondisi kita. Misanya: telur itu baik, tapi juga bisa dikatakan tidak baik
kalau yang mengonsumsinya orang yang sedang sakit bisul. Jadi pantas. Islam
meminta kita untuk memakan makanan yang baik juga halal
Dalam
kehidupan sehari-hari. Sekarang kita mungkin sulit untuk membedakan mana
makanan yang baik dan makanan yang tidak baik. Nah, disini penting bagi sebuah
keluarga menanamkan tradisi baik untuk menjaga kesehatan keluarga. Diantaranya:
1.
Membiasakan lidah keluarga kita untuk
mengecap masakan tanpa bahan-bahan yang membahayakan (misl. Pangawet, penyedap)
Karena
itu akan memudahkan lidah kita menganalisa makanan yang sudah terkontaminasi
campuran bahan tadi
2.
Memasak makakan yang cocok dan baik
untuk keluarga.
Itu
akan berakibat pada kebiasaan makan keluarga. Sehingga bila keluarga makan
diluar. Mereka akan menghidari masakan yang mereka anggap asing
3.
Membawa bekal ke sekolah, kampus atau
tempat kerja
Selain
irit, sehat tentunya aka nada hubungan baik Antara anak dengan Ibu maupun suami
dengan Istri
4.
Memberi nasihat tentang bahasa makanan
Menasehati,
bukan menakuti. Agar keluarga terhindar dari makanan-makanan yang tidak baik
5.
Membuat pola makan baik
Makan
terlalu banyak dan terlalu sedikit itu juga tidak baik. Biasakan makan tepat
waktu dengan menu makan seimbang dan tidak menyisakan makanan sedikitpun. Itu akan
menanamkan moral keluarga untuk tidak rakus, boros dan pandai bersyukur
Mungkin
semua usaha itu akan sulit dilakukan. Tapi dengan sebuah paksaan dari tekat
diri yang kuat akan menjadi kebiasaan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar