Maraknya
propaganda-propaganda yang menghujani berbagai media ditanah air tentang
banyaknya kasus korupsi yang tak pernah usai, dan tak cukup waktu untuk
dibahas, meski saat ini banjir di Jakarta sudah menjadi berita popular, tetap
saja berita korupsi yang sudah lama terendam, kembali hangat menyapa masyarakat
di media cetak maupun televisi,
Bukan
hanya yang bertebaran di setiap layar kaca, mungkin lebih banyak lagi koruptor
yang tidak kita ketahui, dan tidak menutup kemungkinan, jika kita berada dalam
jabatan yang sama (seperti para koruptor) sulit untuk menghindari itu semua. Pada
dasarnya, manusia itu tak pernah puas, dan tak dapat dihindari, walau pun hari
ini, kita memaki-maki para koruptor atas kejahatan yang tak bisa dimaafkan itu.
Ketika kita berada dalam posisi yang sama, banyak peluang untuk melakukan hal
yang sama. Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Aamiin.
Semakin
tinggi jabatan yang kita dapat, maka akan semakin banyak pula timpaan yang akan
menghadang, termasuk godaan untuk korupsi tadi. Ruwet sepertinya jika kita
terus memikirkan terus-menerus hal ini, karena pada akhirnya, kesadaran
sendirilah yang akan mengubah semua. Dan bersyukurlah, dengan keadaan kita hari
ini, karena dikelilingi oleh orang-orang yang dekat dengan kita, orang-orang
yang selalu mengingatkan kita, mengkritik, dan menyadari bahwa Allah selalu
didekat kita.
Harta,
tahta dan wanita, adalah incaran manusia-manusia yang “kekanak-kanakan” penuh egoisme,
setelah manusi mendapat jabatan yang menggiurkan, godaan harta yang melimpah
tak dapat dihindari.
Saat
liburan akhir semester ganjil menuju semester genap, saya memiliki waktu lebih
banyak untuk menonoton berita, dan saat itu, lagi-lagi berita tentang pejabat
kita yang negative, kali ini, bukan karean korupsi, atau kampanye, tapi tentang
wanita. Miris rasakan jika anda juga menyaksikan berita ini, tapi mau bagaimana
lagi, syaitan berada disekeliling kita, mempengaruhi, membisik, dan membawa
kita kepada hal yang dia senangi. Dalam berita itu dikatakan bahwa “untuk
memenuhi kebutuhan biologisnya,beberapa pegaiwai negeri melalukan nikah siri”
bahkan seorang bupati, mengatakan bahwa “ … ini yang disyari’atkan oleh Islam,
saya harus membela diri saya, dan menggunakan hak saya untuk membela diri”
kurang lebih seperti itu.
Memang
bangsa Arab di jaman jahiliyyah dulu sering melakukan itu, tapi jangan jadikan
ini syari’at Islam dong. Itu kan jaman jahiliyyah yang kemudian Islam datang
melalui Nabi Muhammad Saw. Membenarkan yang salah. Nikah siri itu bukan sesuatu
yang baik, bahkan merugikan beberapa pihak dan menguntungkan beberapa pihak
yang lain, sementara Islam adalah kebaikan, mengajari keadilan dimana tidak ada
yang merugi dan hanya orang yang merugi lah yang menyianyiakan keislamannya.
Nikah
siri atau nikah secara diam-diam, jelas bukan ajaran agama Islam. Nabi
mengajarkan jika kita hendak menikah,
rayakanlah, walaupun hanya seadanya, itu berarti adanya syi’ar, berita,
pemberitahuan bahwa adanya sebuah pernikahan yang tentunya melibatkan banyak
pihak. Tidak sembunyi-sembunyi, dan salahlah jika ada yang beranggapan bahwa
nikah siri merupakan ibadah yang disyari’atkan Islam.
Menurut
saya nikah siri atau nikah diam-diam sama saja dengan zina, yang dilakukan
secara diam-diam juga. Bagaimana menurut anda?
Setelah rohis dianggap kumpulan
tetoris, lalu Nabi yang mulia dihina, dan penyalahgunaan syaria’at Islam untuk
menutupi kesalahan yang tak sepatutnya, kita sebagai umat Islam tetaplah bersyi’ar
untuk kebaikan, berdakwah demi perbaikan, dan belajar menjadi seorang yang
dirindukan syurga.
Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar