juga tak putih dan bercahaya bagai bulan purnama
adalah buah dari kearifan dan kemulyaan
Sungguh, jika mereka tau siapa dia, pasti tak akan pernah bisa berhenti
mengaguminya, yah.. Rosul Allah yang paling mulia yang selalu menggoreskan
tinta-tinta peradaban, membekas dalam hati tinggalkan jejak sampai mati, tak
ada satu manusiapun yang serupa dengannya, jika aku yang mencintai, beliau
banyak yang mencintai, jika aku yang mengidamkan, kesempurnaanya yang menjadi
idaman.
Tragis. Ketika ku lihat anak-anak muda berbondong-bondong, merelakan orang
lain, mengorbankan diri mereka untuk pergi, untuk bisa bertemu dengan orang
yang mereka sukai, untuk orang yang mereka gilai, lantas yang terpikir oleh ku,
apa yang orang-orang itu bisa hingga mereka mendapat cinta dari segerombol para
pemuda ini? Suara yang indah? Kebanyakan
dari para pemuda memang mengagumi suara-suara itu, tapi suara yang mungin indah
itu, mengeluarkan kata-kata yang tak berarti, kata-kata penghinaan, kata-kata
yang bisa mempengaruhi orang lain untuk berbuat jahat, mempengaruhi orang lain
untuk berbuat tidak baik. Jika harus dibandingkan dengan Rosul, aku tak
terbayang harus berjalan berapa meterkah untuk mengukur perbandingan yang
sangat jauh itu