Sering kali telinga kita diperdengarkan dengan kalimat seperti itu, dan biasanya kalimat tersebut dilontarkan ketika kita berada dalam musibah, seakan berperan sebagai obat hati yang terluka karena tidak terima atas apa yang terjadi. Tapi itulah hebatnya, ketika seseorang memahami takdir. Kita menjadi sesosok manusia yang selalu bersabar. Ini adalah salah satu bentuk penyerahan diri bahwasanya Allah lah yang menentukan segalanya.
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar,
apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan
itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena
musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
Firman Allah:
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
Firman Allah:
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
Namun adapun seorang yang menyikapi
takdir dengan sangat mengenaskan, dia itu orang biasa yang selalu menerima
segala sesuatu dengan lapang dada. Lebih tepatnya pasrah, pesimisme yang muncul
seakan menyihir dirinya untuk menyalahgunakan hukum Takdir. Yang menjadikan
dirinya yang enggan berusaha merubah ke arah yang lebih baik. Katanya “biarkan
waktu yang menjawab” mau sampai kapan menunggu waktu yang menjawab? Kalau kita
tidak segera bertanya? hehehe
Ali Imran : 47. Maryam
berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum
pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan
Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila
Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
"Jadilah", lalu jadilah dia.
Dan demikian mula dengan
adanya takdir Allah, tidak ada suatu pun yang mustahil bagiNya, mau kaya,
cerdas, sukses. Apapun itu, sempurnakan Ikhtiar. Mau miskin, gak cerdas, jadi
orang biasa-biasa aja. Itu pilihan.
Takdir itu rahasia bukan? Dan tak ada seorang pun yang tahu masalah takdir, jangan sok tau
masalah takdir. Orang miskin itu takdir, orang kaya itu takdir. Orang pintar
minum tolak angin. Itu juga gak harus. Ingat takdir itu ghaib, bisa saja dia
itu kenyataannya miskin, tapi dia punya takdir jadi si kaya. Mungkin kan??!!
Atau sebaliknya, hari ini dia kaya, tapi karena sifatnya yang boros kemudian
dia jatuh miskin. Dan saya tegaskan lagi, tak ada satu orang pun yang tau
rahasia takdir ini, peramal sekalipun apalagi percaya horoscop itu juga
bohong.itu mah Cuma maen tebak-tebakan.
Kalau kita sudah percaya
takdir itu ghaib. Mau bagaimana pun cara nya kita tak pernah tau takdir kita
apa. So? Yang kita bisa lakukan adalah ikhtiar untuk mendapatkan takdir yang
baik itu. Kita buat takdir menjadi si sukses itu menjadi takdir kita dimasa
yang akan datang. Tapi jangan berleha-leha, ingat takdir itu rahasia, bisa
dibuat dan mungkin berubah, dan mau bagaimana pun kita tak pernah tau takdir
sebenarnya seperti apa. Besar kecilnya sebuah ikhtiar itu berbanding lurus
dengan presentase keberhasilan sebuah tujuan.
Dan semakin tingginya
keyakinan kita terhadap takdir baik, itu akan menyempurnakan ikhtiar kita
selama ini.
Ngomong-ngomong soal
takdir, Mengenai hubungan
antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir
itu ada dua macam :
1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan
ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin
menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan
tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur
pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan
tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia.
Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan
kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
Jadi sekarang kita
tahu takdir itu ada dua macam, takdir yang jelas (takdir mubram) dan takdir gak
jelas (takdir mua’llaq) gak jelas kita itu nanti akan menjadi orang apa, yang gak jelas besok makan sama apa, lebih
gak jelas lagi apa yang kita makan, sepiring nasi tanpa lauk kah? Tanpa sambel
kah? Tanpa nasi kah? Makanya hal-hal yang gak jelas itu perjelaskan dengan
usaha, buat takdirmu sendiri. Besok makan cumi dengan tintanya yang khas di
sebuah restoran agak mewah di pinggiran kios, dan coba ikhtiarkan untuk bisa
mewujudkan suratan takdir yang sudah kita rencanakan.
Sekali lagi saya
ingatkan, kita tidak pernah tahu sedikitpun, apa-apa yang akan terjadi kepada
kita esok hari, lusa dan seterusnya, oleh karena itu kita kudu bin wajib
ikhtiar, jika ingin pintar, hendaklah belajar, jika ingin kaya hendaklah
berdagang, jika ingin sukses hendaklah berusaha setelah itu berdo’a dengan
berdo’a kita kembalikan segala urusan, jawaban, hasil dari ikhtiar kita kepada
yang Maha Kuasa atas segala hal. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat
menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar