Senin, 30 September 2013

M-O-M

“Mau makan untuk nanti malam?”  Tanya seorang Ibu kepada anak-anaknya
“Ayam goreng” seru si Bungsu
“Sayur mah. Atau apapun deh. Yang penting enak” Kakak angkat bicara.
“Kalian berangkat sekolah dulu ya. Untuk pesanan makanan yang tadi Mamah pertimbangkan untuk menu kita malam ini” tegas Mamah berbicara kepada anak-anaknya
***
Seorang Ibu adalah sosok yang sangat luar biasa. Seperti dalam cerita ilustrasi diatas. Bagaimana seorang Ibu begitu penuh perhatian kepada anak-anaknya. Di zaman ini. Jarang dari kalangan Ibu menekuni profesi mulia ini. Profesi Ibu rumah tangga dianggap rendah, gengsi, gak kece. Maka sebab itu banyak Ibu-Ibu yang seharusnya mengurusi rumah tangga malah sibuk diluar rumah, untuk bekerja, mencari karir, berbisnis dan sebagainya. Padahal tugas dirumah saja sudah begitu berharganya. Bagaimana mungkin semudah itu menjadi Ibu rumah tangga?

Membersihkan rumah, mencuci pakaian, melayani suami, menyayangi anak-anaknya. Dalam sebuah situs saya dapat istilah “M-O-M” yang mengandung makna “Master Of Multi tasking”. Jadi pada dasarnya seorang Ibu adalah ujung tombak menciptakan keluarga yang harmonis.
Pandangan negatif tentang profesi seorang Ibu ini lama kelamaan akan menjadi tradisi yang nantikan sangat mudah diterima di lingkungan sekitar. Otomatis, ketika sosok Ibu hilang di lingkungan rumah, sementara sang Ayah bekerja, lalu anak-anak akan semakin tidak terurus.
Kita soroti satu permasalah kecil yang bisa berdampak besar, “Makanan”. Kebutuhan pokok yang sangat dasar. Tapi akan berdampak besar untuk keharmonisan keluarga. Kenapa saya beranggapan begitu?
Dalam Islam sering kita mendengar makanan yang baik dan halal. Artinya ketika kita makan atau memilih makanan hendaknya memilih makanan yang baik untuk tubuh juga halal. Secara sekilas tampak sama saja. Toh baik-baik juga untuk kesehatan. Tapi ternyata berbeda. Mengapa begitu?
Halal atau haram. Itu pasti, tapi baik dan bukur itu tergantung pada keadaan dan kondisi kita. Misanya: telur itu baik, tapi juga bisa dikatakan tidak baik kalau yang mengonsumsinya orang yang sedang sakit bisul. Jadi pantas. Islam meminta kita untuk memakan makanan yang baik juga halal
Dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang kita mungkin sulit untuk membedakan mana makanan yang baik dan makanan yang tidak baik. Nah, disini penting bagi sebuah keluarga menanamkan tradisi baik untuk menjaga kesehatan keluarga. Diantaranya:
1.      Membiasakan lidah keluarga kita untuk mengecap masakan tanpa bahan-bahan yang membahayakan (misl. Pangawet, penyedap)
Karena itu akan memudahkan lidah kita menganalisa makanan yang sudah terkontaminasi campuran bahan tadi
2.      Memasak makakan yang cocok dan baik untuk keluarga.
Itu akan berakibat pada kebiasaan makan keluarga. Sehingga bila keluarga makan diluar. Mereka akan menghidari masakan yang mereka anggap asing
3.      Membawa bekal ke sekolah, kampus atau tempat kerja
Selain irit, sehat tentunya aka nada hubungan baik Antara anak dengan Ibu maupun suami dengan Istri
4.      Memberi nasihat tentang bahasa makanan
Menasehati, bukan menakuti. Agar keluarga terhindar dari makanan-makanan yang tidak baik
5.      Membuat pola makan baik
Makan terlalu banyak dan terlalu sedikit itu juga tidak baik. Biasakan makan tepat waktu dengan menu makan seimbang dan tidak menyisakan makanan sedikitpun. Itu akan menanamkan moral keluarga untuk tidak rakus, boros dan pandai bersyukur
Mungkin semua usaha itu akan sulit dilakukan. Tapi dengan sebuah paksaan dari tekat diri yang kuat akan menjadi kebiasaan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin