Senin, 25 Juni 2012

Seindah Bulan Purnama


Tangan lembut bagai sutra, tak lelah memberi dan memberi bagi yang lemah, wajahnya yang tak hitam,
 juga tak putih dan bercahaya bagai bulan purnama adalah buah dari kearifan dan kemulyaan
Sungguh, jika mereka tau siapa dia, pasti tak akan pernah bisa berhenti mengaguminya, yah.. Rosul Allah yang paling mulia yang selalu menggoreskan tinta-tinta peradaban, membekas dalam hati tinggalkan jejak sampai mati, tak ada satu manusiapun yang serupa dengannya, jika aku yang mencintai, beliau banyak yang mencintai, jika aku yang mengidamkan, kesempurnaanya yang menjadi idaman.
Tragis. Ketika ku lihat anak-anak muda berbondong-bondong, merelakan orang lain, mengorbankan diri mereka untuk pergi, untuk bisa bertemu dengan orang yang mereka sukai, untuk orang yang mereka gilai, lantas yang terpikir oleh ku, apa yang orang-orang itu bisa hingga mereka mendapat cinta dari segerombol para pemuda ini? Suara yang indah?  Kebanyakan dari para pemuda memang mengagumi suara-suara itu, tapi suara yang mungin indah itu, mengeluarkan kata-kata yang tak berarti, kata-kata penghinaan, kata-kata yang bisa mempengaruhi orang lain untuk berbuat jahat, mempengaruhi orang lain untuk berbuat tidak baik. Jika harus dibandingkan dengan Rosul, aku tak terbayang harus berjalan berapa meterkah untuk mengukur perbandingan yang sangat jauh itu

Bukan Idola !!


Berfikir tentang seorang pemimpin, apa yang anda pikirkan pertama kali?? Korupsi? Ah.. mungkin ungkapan itu hanya terpikir oleh orang Indonesia saja. Coba pikirkan hal yang lain, hal yang positif, hal yang menyenangkan.  Kesejahteraan, keadilan, keinginan untuk didengar..?! itulah ungkap mahasiswa yang berjalan di depan Gedung Sate sambil berteriak-teriak tak pernah kenal lelah. Ya! Ku akui mereka hebat, memiliki keinginan penuh tuk mengubah segala kebijakan yang mereka anggap tidak adil, memiliki akselerasi kepekaan yang cepat, kepedulian tinggi terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Dan itu yang selalu orang tua saya hawatirkan. Mereka tidak mau saya ikut terlibat dalam kelompok pendemo yang tak berguna, itu tutur mereka. Karena hal itu kadang hanya kesia-siaan, orang tua ku juga ada benarnya. Tapi menurut ku, asal kita tidak hanya ikut-ikutan saja, tanpa kita faham betul permasalahannya.

Kamis, 07 Juni 2012

“Udah Takdirnyaa..”


Sering kali telinga kita diperdengarkan dengan kalimat seperti itu, dan biasanya kalimat tersebut dilontarkan ketika kita berada dalam musibah, seakan berperan sebagai obat hati yang terluka karena tidak terima atas apa yang terjadi. Tapi itulah hebatnya, ketika seseorang memahami takdir. Kita menjadi sesosok manusia yang selalu bersabar. Ini adalah salah satu bentuk penyerahan diri bahwasanya Allah lah yang menentukan segalanya.

Harapan Pasti Ada


Terjebak dalam ruang sepi entah dimana
Menunggu takdir yang tak tahu kapan datang
Berharap hanya berharap
Berharap akan keajaiban itu ada
Terbayang telah terbayang
Teringat mimpi disuatu malam
Sebuah kereta yang berjalan diatas rel
Seekor burung yang terbang dengan sayap
Seorang nelayan yang berlayar dengan perahunya
Tersadar aku tersadar
Ku bisa temukan keramaian dengan kaki tangan yang ku punya
Menuggu takdir tiada guna
Karena harapan pasti ada

Ikhtiar dan Bertawakallah-



Pagi ini, sejuk sekali hingga banyak orang keluar dari rumah idaman nya untuk menghirup udara pagi yang sejuk ini, ada yang menyengajakan diri untuk joging, menyapu halaman rumah, dan terlihat pula anak-anak kecil riang bermain berlarian, disudut lain terlihat seorang anak tampak berdandan rapih bersama seorang ibunya, mereka hendak ke pasar untuk membeli beberapa lauk untuk persediaan mereka.

Salim A. Fillah





Profil
 (lahir 21 Maret 1984) adalah seorang penulis buku Islami dari YogyakartaIndonesia.

Salim A. Fillah: Kisah dan Hikmah

Saya harus menyebut beliau berdua jika kita berbincang tentang menulis. Saya yakin, jika Allah berkenan menjadikan tiap huruf yang mengalir dari jemari saya ini sebagai kebaikan, maka kebaikan itu pertama-tama akan menjadi hak mereka.
dalam keterbatasan mereka, yang menyediakan untuk saya berbagai-bagai bacaan semenjak saya kecil. Saya terkenang saat saya kelas 5 SD. Ketika itu, Ibu membawa saya ke sebuah toko buku di awal tahun ajaran. Maksudnya tentu untuk berbelanja buku pelajaran dan alat tulis sebagaimana lazimnya anak lain. Karena Ibu ada kepentingan lain, beliau tinggalkan saya di toko buku dengan uang yang pas untuk membeli semua keperluan tahun ajaran baru.
Saat beliau kembali, beliau hanya bisa geleng-geleng kepala. Yang saya beli adalah buku-buku yang sama sekali tidak nyambung dengan anak kelas 5. Yang ada di keranjang belanja justru buku sejarah, biografi tokoh, filsafat, dan psikologi! Seingat saya, dari lisan Ibu hanya keluar pekik, “Masyaallah!” Dan saat sampai di rumah, Bapak saya juga hanya tertawa-tawa.
Selepas SMP, yang juga berarti selepas dari pesantren, saya baru mulai berani menyusun kata-kata. Selalu saja ada yang menyatakan kalimat-kalimat saya unik, tapi itu artinya tak baku. Tak bisa diterima. Di saat seperti itu, Bapak yang adalah guru Bahasa Indonesia di sebuah SMA selalu membesarkan hati saya. “Bahasa itu kesepakatan”, saya ingat selalu nasihat ini, “Artinya jika penyampai dan penerima telah memahaminya, maka bahasa itu baik dan benar.”
Sebenarnya cita-cita saya ketika kecil klise dan muluk. “Menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.” Di SMA saya sadar, ada peran yang harus saya ambil secara spesifik kalau ingin betul-betul berguna. Dan saya lihat—selain kesibukan berorganisasi yang membuat saya jarang menatap mentari dari rumah—salah satu yang luas jangkauan manfaatnya adalah menulis.

Raditya Dika (Dika Angkasaputra Moerwani)


Profil
penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka, Pria yang akrab disapa Radith kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 ini memulai karirnya sebagai penulis melalui blog pribadinya (www.radityadika.com) yang kemudian dibukukan. buku yang mengangkat dirinya berjudul "Kambing Jantan : Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh" (2005) masuk kategori bestseller. Radith kini meneruskan studinya di program ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Di Universitas Indonesia, Selain itu kini ia berkarir di penerbit buku Bukune. Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai pemimpin redaksi

Parlindung Marpaung



Profil

Pria kelahiran Jambi, 13 November  1968 ini, adalah seorang psikolog di bidang indusrti dan organisasi. Penulis menyelesaikan program magisternya dalam bidang teknik manajemen industri (MT) dan pelayanan perkotaan (Urban Ministry-MA) di Bandung
Sejak mahasiswa, ia sangan concern dan tampil menggeluti bidang kepelatihan dan mengembangan sumber daya manusia, serta terus mengasah kompetensinya  hingga saat ini. Bahkan, pakar psikolog Prof. 

Habiburrahman El Shirazy



Profil
Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976, Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya keFakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.

Gola Gong




Profil
Gola Gong adalah nama pena dari Heri Hendrayana Harris. Dia dilahirkan di Purwakarta pada 15 Agustus 1963 dari ibu bernanama Atisah dan ayah bernama Harris. Dia terkenal dengan novelnya yang berjudul Balada Si Roy. Selain menulis noveltersebut dia juga menulis novel lain lebih dari 25 judul. Sejak 2001 dia mendirikan komunitas kesenian Rumah Dunia di Serang,Banten.
Gola Gong adalah anak kedua dari lima bersaudara. Selengkapnya adalah Dian, Gola Gong, Goozal, Eva, dan Evi. Pada 1965ia bersama dengan orangtuanya meninggalkan kampung halamannya Purwakarta menuju ke Serang, Banten. Bapaknya adalah guru olahraga sedangkan ibunya seorang guru di sekolah keterampilan putri, Serang. Mereka tinggal di sebuah rumah di dekat alun-alun Serang.

Asma Nadia




Profil
Asma Nadia, adalah penulis Indonesia. Saat ini dikenal sebagai Pendiri Forum Lingkar Pena, suatu perkumpulan yang ikut dibidaninya untuk membantu penulis-penulis muda. Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena, dan manajer AsmaNadia Publishing House. Karena karya-karyanya ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis, Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai loka karya yang berkaitan dengan penulisan serta keperempuanan, baik di dalam mau pun di luar negeri. Terakhir dalam perjalanannya keliling Eropa usai mendapatkan undangan writers in residence dari Le Chateau de Lavigny (Agustus - September 2009), Nadia sempat diundang untuk memberikan workshop dan dialog kepenulisan al. di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin (bekerja sama dengan FLP dan KBRI di sana), KBRI Roma, Manchester (dalam acara KIBAR Gathering), dan Newcastle.

Andrea Hirata Seman Said Harun


Profil
Andrea Hirata Seman Said Harun (lahir di Belitung24 Oktober 1982; umur 29 tahun) adalah seorang penulis Indonesia. Ia berasal dari Pulau Belitung, provinsi Bangka BelitungNovel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi, novel sastra yang paling laris di Indonesia dari tahun 2006 sampai 2007.
Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat menggemari sains--fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di Himalaya.
Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia, mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de ParisSorbonnePerancis dan Sheffield Hallam UniversityUnited Kingdom. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.

Afifah Afra Amatulloh (Yeni Mulati






Profil
         Afifah Afra adalah nama pena dari Yeni Mulati. lahir di Purbalingga, 18 Februari 1979. Menamatkan kuliahnya di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Diponegoro pada tahun 2002 dan mendapat gelar sarjana sains. Sejak kecil Afra terlibat dalam banyak aktifitas baik aktifitas ekstrakulikuler maupun intrakulikuler. Ketika SD, ia menjadi ketua regu pramuka di gudep-nya. juga sebagai ketua PMR dan dokter kecil. Saat SMP, selain menjadi wakil pratami di pramuka, ia juga menjadi ketua II OSIS. Saat SMA, aktifitasnya merambah kedunia jurnalistik, teather dan seni musik, sehingga ia pun diamanahi sebagai ketua bidang Apresiasi dan Kreasi seni OSIS SMA. Aktifitas yang padat tampaknya memang telah menyatu dalam kehidupannya. Ketika kuliah di F.MIPA Undip, 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin