Kamis, 14 Maret 2013

Cinta dan Pengabdian (part 8)



Setelah kita membahas permasalahan tenaga kependidikan, saya ingin bercerita tentang “Guru-Guru Luar Biasa”-judul dari cerita- yang saya ambil dari sebuah buku catatan para pengajar muda Indonesia yang mengabdi untuk bangsa ini
“Saya mau mencari ikan dulu, ya!” ucapnya seorang guru kepada saya seusai sekolah. Bukan mencari ikan di pasar, kemudian dibelinya, melainkan pergi ke pantai berbatu setiap siang sampai sore hari mengail ikan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lauk-pauk sehari-hari, untuk makan pada pagi, siang, dan malam. Untuk apa bersusah payah mencari ikan?

Manantang Globalisasi (part 7)




“ Saya membagi kegembiraan dalam bekerja dengan murid-murid dan guru lain. Dengan begitu antuasiasme dan keyakinan dalam diri mereka akan meningkat. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana kehidupan murid yang telah kita ubah dengan rasa tanggung jawab dan kegembiraan yang kita miliki atas kehidupan” – Marilyn Jaachetti Whirry, guru teladan dari California
Seorang guru yang memiliki visi misi yang tegas akan menyikapi anak sebagai manusia mulia yang sangat mungkin perkembang menjadi pribadi yang luar biasa di kemudian hari. Selain itu, seorang guru yang bervisi dan bermisi bagus senantiasa akan menghadirkan suasana dialogis menantang agar anak – anak didiknya senantiasa berusaha memaksimalkan potensi dan bakatnya dengan terus mengasah potensi dan bakat.
Proses pembelajaran merupakan semuah dinamika yang jelas selalu membaawa pesan. Artinya tinggal bagaimana kreatifitas guru untuk mampu memberika pesan yang baik atau sebaliknya, pesan yang tidak baik dan justru membuat para siswa tertekan dan menjadi anak yang tidak kreatif

Kesejahteraah Berbanding Lurus Dengan Tingkat Pengabdian (part 6)




Jika saat ini kita dihadapkan dengan suatu  pilihan, ingin menjadi pengusaha atau menjadi seorang guru, maka akan lebih banyak memilihin pilihan yang pertama, kenapa?? Karena menjadi profesi guru itu tidak akan menjamin kesejahteraan mereka. Dan inilah yang menjadi sumber utama permasalahan di dunia pendidikan. Mengapa tidak, guru lah yang sebenarnya menjadi roda utama penggerak awal kejayaan suatu bangsa.
Masalah-masalah lain yang terlihat saat ini, adalah kurangnya guru di daerah pedesaan, kualitas guru dalam pembelajaran di kelas, motivasi yang rendah dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, minimnya minat jurusan keguruan di perguruan tinggi, guru dipandang sebelah mata oleh kalangan tertentu, dan lain sebagainya.
Bagaimana seorang guru akan mengabdi untuk negaranya, sementara pemerintahannya saja tidak peduli dengan profesinya, bahkan sedikitnya kucuran dana yang dikeluarkan pemerintah dalam urusan pendidikan misalnya, banyak gedung-gedung sekolah yang tak layak pakai, fasilitas yang kurang memadai, akses jalan yang sulit ditempuh, dan lain sebagainya

Rabu, 13 Maret 2013

Guru, di Mata Masyarakat (part 5)


Apa yang anda pikirkan ketika sosok guru terlintas dalam pikiran anda? Guru killer, disiplin, suka memberikan tugas yang banyak, memarahi ketika kita salah, mengagungkan yang pintar dan menelantarkan yang bodoh, menyalahkan yang salah, guru yang datang terlambat bukan lah masalah, tapi murid yang datang terlambat sambil bernafas tak teratur karena habis berlari, kemudian datang ke kelas terlambat dan guru menganggap itu merupakan kesalahan yang fatal dan setiap alasan kita lontarkan rasanya sama saja, dan tetap saja kena hukuman dan dipermalukan di depan kelas. Seperti itulah pandangan guru di mata saya, dan menurut saya, hal itu lah yang membuat murid berbuat tidak baik kepada gurunya, mereka menjadi pembangkang, tidak bisa diatur dan selalu mencari kesalahan. Jika kasusnya seperti ini, murid tidak akan siap dengan lingkungan diluarnya nanti, dimana indusrti modern berkembang, dan jika pendidikan disekolah mereka amatlah kurang, maka mereka akan cepat sakit dan roboh dalam kerumunan orang-orang modern  yang memperebutkna kursi-kursi kekuasaan di berbagai cabang ilmu pengetahuan, dan kita akan tertinggal jauh tak terlampaui.

Pendidik, Profesi Membudaya Setiap Ras Manusia (part 4)

       Kenapa saya berani mangatakan hal itu, karena setiap orang dasarnya adalah seorang pendidik, siapapun dan dari ras manapun, dan percaya atau tidak biasanya profesi ini terjadi turun temurun, berbeda dengan profesi lain, seperti dokter, pegawai dan sebagainya, hanya beberapa orang atau mungkin hanya satu orang dari satu keluarga besar yang memiliki profesi yang sama. Berbeda dengan tenaga kependidikan yaitu seorang Guru,  dimana bila ada seorang Ibu atau Ayah yang menjadi seorang guru, maka besar kemungkinan keturunannya ada yang akan meneruskan profesinya.
Sebagaimana hakekat dari budaya itu sendiri, adalah melibatkan semua orang terdekat, merasakan banyak manfa’at dan memberikan kebaikan. Seperti itulah seorang pendidik. Ia yang selalu dekat, mengabdi pada masyarakat, membantu yang lemah dan mencetak generasi yang kuat, cerdas dan siap menghadapi berbagai tantangan. Mustahil jika profesi ini tidak di budayakan dan diturunkan pada generasi selanjutnya.

Kewajiban Berilmu bagi Setiap Muslim (part2)



“Semakin banyak ilmu yang kita telah dapat, maka semakin banyak kita tidak mengetahui terhadap suatu hal” begitulah yang dikatakan seorang dosen Pendidikan Bahasa Arab UPI ketika sedang mengajarkan tentang suatu materi yang bekaitan dengan al-Qur’an dan Hadist. Kewajiban seorang muslim dalam mencari sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan telah dicontohkan oleh cendikiwan Islam yang samapi saat ini masih terkenang namanya, seperti Ibnu Sina, Aljabar dan lainnya.
Dalam Qur’an surat al-Imran ayat 79 dikatakan.

Undang-Undang Pendidikan Nasional (part 3)



Dalam Undang-Undang Dasar 1945, bab XI tentang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan pasal 39-44 berbunyi:
Pasal 39
(1)   Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengolahan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis  untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
(2)   Pendidkan merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan mengabdi kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
(3)   Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen.
(4)   Ketentuan mengenai guru pada ayat (3) diatur dengan undang-undang tersendiri.
Pasal 40

KETENAGAKERJAAN DAN KEPENDIDIKAN (Guru, Bukan Sekedar Propesi, Tapi Pengabdian Untuk Negeri)


   
Profesi (Part 1)
Ketenagakerjaan atau profesi seorang guru berkaitan erat dengan peranan pendidik dalam kependidikan saat ini, jika berbicara tentang ketenagakerjaan itu artinya seorang guru bekerja untuk kelangsungan hidupnya, mencari materi untuk kebutuhan dirinya dan keluarga, dimana dengan tujuan tersebut ia akan bersungguh-sungguh dan propesional dalam bekerja, sebagai seorang propesional, ia akan melakukan pekerjaannya dengan baik.
di Finlandia profesi guru, merupakan profesi terhormat, negara dan rakyatnya sangat menjunjung tinggi profesi ini, bahkan bangku perkuliahan setiap jurusan keguruan yang memperebutkannya 1:7 orang peminat, selain karena gaji guru yang cukup besar profesi guru di negara ini menjadi jalan masa depan yang gemilang.




Jumat, 08 Maret 2013

Tidak Ada Siswa yang Bodoh



Sebelum saya membahas jauh tentang hal ini, ada pertanyaan yang mungkin bias dijawab. Apa peran atau tugas seorang guru?, jawaban yang dilontarkan sangat klasik, diantaranya “mengajar, mendidik” dan lain sebagainya, namun kadang mereka tak pernah mau memahami siswa-siswa yang memang sulit dalam penerimaan materi yang diberikan oleh seorang guru, teringat  dua tahun kebelakang, tentang aku yang bermasalah dalam belajar.

Wanita, Aset Masa Depan Kehidupan Bangsa (Kedudukan Wanita Dalam Islam dan Dunia Pendidikan)



Zaman telah berubah, berubah pula pola pikir masyarakat secara umum, mana yang akan kita ikuti,  yang jelas harus didasari pada Al-Qur’an dan As-sunnah, jangan sampai terjebak pada buayan yang tak pasti, apalagi kita tak tahu apa yang kita ikuti.
Saat ini, wanita yang katanya ingin dihormati dan dihargai, bukannya membuat dirinya bernilai, tapi malah sebaliknya, perilaku mereka lah sendiri yang menunjukan betapa tidak berharganya mereka, kehormatan wanita dijatuhkan bahkan dipertontonkan diberbagai media masa, apakah itu tidak tragis?!
Pada zaman jahiliyyah, wanita dianggap sebagai malapetaka, terasing dan terhina, setelah Islam dating, wanita adalah sebuah berlian yang tak ternilai harganya, tak ada yang berani mencurinya. Tapi kenyataannya sekarang kita seakan kembali pada zaman jahiliyyah.

Hanya itu



Melebur seperti angin
Berdiri tegak bak menara
Jenguk sang mentari
Terkapar di belabuhan

Bukanlah dirimu seorang pujangga
Bukan pula pegawai tua

Terbit sambut gembira
Hilang selimuti rindu

Pemimpin Negeri Sendiri




“Paman, apakah kau tahu siapa raja di negara ini?” Tanya seorang pemuda kepada kakek tua
“Aku lah raja itu” Jawab si kakek lantang
“Bagaimana mungkin, Paman menjadi raja, Istana pun tidak punya” sanggah si pemuda.
“apakah kita membutuhkan istana untuk menjadi seorang raja?” Tanya kakek balik
“tapi.. selain itu paman kan tidak memiliki rakyat yang bisa diperintah?!” Tanya pemuda tak ingin kalah
“tentu aku seorang raja, maka aku punya sesuatu yang bisa aku perintah dan aku pimpin!” jawab si kakek membantah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin