Selasa, 25 Februari 2014

Iqtibas Dalam Ilmu Balaghoh

Kata Pengantar
Nafas terhembus, doa-doa memancar dalam cahaya pemintanya. Ilahi, lebih dari yang ku tahu. Ucap syukurku terlantun deras sampai tak terbendung. Layaknya sungai yang hingga kini mengalun lembut diantara gunung-gunung.
Seperti pada penggalan syair di atas, bahwasanya syukur itu tiada batas, mengalir tanpa henti, begitulah seharusnya kita. Allah takkan segan mengalirkan terus kemudahan dan rizki-Nya kepada orang-orang yang selalu bersyukur atas nikmat atau musibah yang telah ia dapatkan.
Shalawat serta salam, selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi akhir zaman Muhammad Saw. Karena perjuangannyalah kita dapat bernafas tanpa harus membendung rasa gelisah sedikitpun, rasa aman dan nyaman dalam menjalani hidup yang menjadi hak setiap manusia dalam kita rasakan. Teladan hidup manusia yang sempurna yang Allah turunkan kepadanya Alquran, kesusastraan tertinggi umat manusia
Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah balaghah, yang berkenan memberikan kesempatan ruang agar kami (Mahasiswa) dapat lebih mendalami ilmu khususnya balaghah ini


Ilmu yang semakin kita dalami, akan membuat kita menjadi lebih banyak tidak tahu akan suatu hal. Maka bersyukurlah, bila kita sedang tidak mengetahui sesuatu dan atas ketidaktahuan itu kita mencarinya agar kita lebih mengetahui dan ia lah sebaik-baiknya jihad dalam mencari ilmu.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga bermanfaat


Bandung, 12 Februari 2014

Penulis
Pendahuluan
Ilmu balaghah adalah salah satu ilmu kesusastraan Arab yang memiliki peran penting dalam salah satu upaya kemahiran berbahasa Arab. Balaghah memiliki fungsi mempercanti suatu frasa atau kalimat sehingga dapat terdengar indah saat di ucapkan.
Pada semester ini, balaghah berfokus pada Badi’, badi’ menitik beratkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan kata baik secara lafal maupun makna dan badi’ ini lebih menitik beratkan pada aspek sifat suatu kata.
Pembahasa kita kali ini merupakan cabang dari ilmu badi’ itu sendiri yaitu Muhassinat Lafzhiyyah yang artinya keindahan-keindahan kata dan salah satu jenis katanya dapat kita sebut dengan iqtibas, yang menjadi salah satu fokus pembahasan kita kali ini.
Selanjutkan makalah ini akan membahas tentang iqtibas, contoh-contoh iqtibas dan perbandingannya dengan bahasa Indonesia. Puisi atau syair dalam kesusastraan bahasa Indonesia yang serupa dengan iqtibas.
Selanjutnya pembaca diharapkan dapat dengan mudah memahami apa yang nanti akan disampaikan dalam barisan kata yang tersusun dalam makalah ini. Baik kiranya pembaca dapat mengkritis dan memberi saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terkhusus bagi pribadi penulis, sungguh indahnya apabila kita dapat saling mengingatkan dalam setiap kebaikan.
Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh komponen yang menjadi bagian berhasilnya pembuatan makalah ini.





BAB I
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahasa dan Istilah
Secara leksikal iqtibas bermakna ‘menyalin’ dan mengutip. Sedangkan secara terminologis, iqtibas adalah kalimat yang disusun oleh penulis atau penyair dengan menyertakan petika ayat atau hadis ke dalam rangkaian kalimatnya tanpa menjelaskan bahwa petikan itu berasal dari Alquran atau hadis.
Keindahan Alquran dan keterjagaanya dalam menyimpan makna membuat penyair tak pernah ragu untuk sekedar mengutip setiap kalimat dalam Alquran pasalnya Alquran memiliki untaian kata terindah dan memiliki makna yang mendalam serta keterjagaanya yang membuat orang merasa tak perlu menyantumkan sumber kutipan yang ditulis dalam syairnya, karena tentu kalimat itu takkan dirasa asing untuk diperdengarkan.
B.     Contoh-Contoh Iqtibas
و حلوا فلست مساءلا عن دارهم – أنا باخع نفسى على اثارهم
Artinya:
“Mereka telah berangkat dan aku tidak akan menanyakan tempat itnggal mereka, selanjutnya aku seperti orang yang binasa karena bersedih hati sepeninggalan mereka”
Pasa Syai’ir di atas terhadap ungkapan yang dikutip dari Alquran, yaitu
– أنا باخع نفسى على اثارهم
Ungkapan tersebut dikutip dari Alquran surah Al-Kahfi ayat 6:
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى اَثَارِهِمْ (الكهف: 6 )


C.    Perbandingan dengan Bahasa Indonesia
Dalam sastra Indonesia jenis syair atau puisi ini tidak dijelaskan secara mendetail dan spesifik sebagaimana bahasa Arab, adapun pengkajian khusus lebih bersifat umum dan temporer.
Peristilahan dalam padanan sastra Indonesia kita mengenal puisi-puisi melayu, sajak-saja modern dan sajak-sajak religius, memang tak semua syair ini terdapat kutipan ayat atau hadis tapi kebanyakan dari puisi-puisi yang sejenis dengan iqtibas terdapat pada jenis puisi melayu, sajak modern dan religius.
Beberapa penyair dan karyanya yang terdapat kutipan ayat Alquran:
a.       Jawabmu Ya Rasul karya LK Ara
b.      Dia Datang Lagi karya Toto St Radik
c.       Anakku Membaca Syahadat karya Soni Faris
d.      Tafakur Waktu karya Nenden Lilis A
e.       Antologi puisi “Sajadah Kata”
f.       Antologi puisi “99 untuk Tuhanku” karya Emah Ainun Nadjib
g.      Puisi-puisi yang ditulis oleh KH. Mustafa Bisri, Emha Ainun Nadjib dan Taufiq Ismail dan masih banyak lagi
D.    Contoh – Contoh
Yang Merungut
Mohammad Diponegoro

la merungut dan memalingkan muka
Karena padanya datang seorang buta
Apakah kau mengerti barangkali ia mau menyucikan diri?
Atau mengalap ajaran sampai bisa berguna baginya?
Sedang orang yang tak perlu apa-apa
Justru engkau melayaninya
Padahal kau pun takkan ternoda
Bila ia tak menyucikan dirinya

Sedang orang yang datang padamu dengan tergopoh
Dan ia takut juga pada Allah
Malahan tidak kaupedulikan
0, jangan! Sungguh, itu suatu peringatan
Maka siapa suka, biar memperhatikannya

Di dalam kitab-kitab yang mulia
Yang diagungkan, yang disucikan
Di tangan para pencatat
Yang terhormat dan taat
Terkutuklah manusia! Betapa kafir dia!
Coba, dari apa Allah membuat dia?
Dari nutfah! Allah menciptanya lalu memastikannya
Kemudian membukakan jalan gampang baginya
Lalu membuatnya mati dan menentukan kuburnya
Dan menghidupkannya lagi bila la berkenan

0, tapi manusia tak menjalankan apa yang diperintahkan
Maka suruh dia memperhatikan makanannya
Betapa Kami curahkan air berlimpah
Lalu Kami belah bumi terpecah-pecah
Dan Kami tumbuhkan di dalamnya ji-bijian
Dan anggur dan pohon sayur
Dan zaitun dan palma korma
Dan kebun-kebun yang rimbun
Dan uah-buahan dan put-rumputan
Perbekalan bagimu dan hewan ternakmu
Tapi bila tiba teriak yang membuat pekak
Pada hari kapan manusia lari meninggalkan saudaranya
Dan ibu dan bapaknya
Dan isteri dan anaknya

Hari itu setiap orang repot sendiri
Pada yang lain tidak peduli
Hari itu wajah-wajah berseri
Tertawa, gembira
Dan hari itu banyak wajah berdebu
Kegelapan melintup
Itulah orang-orang yang kafir dan durhaka


Surat ‘Abasa : 1-42
Diturunkan di Makkah

”Pekabaran” Puitisasi Terjemahan Juz ’Amma
Lailatul Qodar Misteri Ilahi
Akbar Pitopang

Malam lebih baik dari
seribu bulan
Air membeku, heningnya malam dan menunduknya pohon
Malam yang penuh berkah
Dimana dijelaskan atau ditetapkan

Segala urusan dengan penuh kebijaksanaan
Malam mulia yang tak diketahui seberapa besar kemuliaannya
Tak mampu dijangkau akal pikiran manusia
Pada saat malam itulah
Para malaikat turun ke bumi
Dengan membawa kedamaiaan dan ketenangan

Mari berlomba tuk dapatkan malam nan mulia ini
Perbanyaklah amalan wahai hamba Allah
Perpanjang dzikir bertasbihlah setiap nafas berhembus
Lakukan selalu amalan sunnah

Bacalah dengan nama
Allah wahyu untuk segenap umat
Maka ketenangan batin pun akan kau peroleh
Adapun kedatangan malam mulia ini
Bisa terjadi kapanpun di bulan ramadhan

Hanya Allah yang tahu dan itulah misteri
ilahi
Sedangkan tanda-tandanya orang yang mendapatkan malam itu
Mereka akan bertambah kebaikannya
Sholatnya semakin rajin ia tegakkan
Semakin merasa dekat dengan sang kholiq

Orang yang dapatkan malam ini
Dia akan semakin mendekatkan diri kepada Allah ta’ala
Bertambah
iman dan taqwanya
Kapan kita dapat bertemu dengan malam mulia itu?
Wallahu a’lam bissowab

@Ramadhan 2012












Penutup

Alhamdulillah, tahmid menutup sedikit ilmu dari penelusuran. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis dan harapan saya makalah ini dapat menjadi pemicu agar pembaca maupun penulis terus mencari dan mempelajari keilmuan sastra Arab yang lebih mendalam. Tentu hal itu tiada rugi adanya karena Allah menciptakan segala sesuatu tidaklah sia-sia
Daftar Pustaka

 

Diponegoro, M. (2012, Agustus 08). Karya Puisi. Retrieved from Puisi Religi: http://www.karyapuisi.com/2012/08/puisi-lailatul-qadar-malam-sebu
Dr. Mamat Zaenuddin, M. D. (2007). Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: Refika Aditama.
kOMPASIANA. (2010, januari 20). Kompasiana. Retrieved from Fiksi Kompasiana: fiksi.kompasiana.com
Pitopang, A. (2012, maret 6). Karya Puisi. Retrieved from Puisi Religi: http://www.karyapuisi.com/search?q=Dia+datang+lagi#ixzz2t5bZN0BJ




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin