Selasa, 25 Februari 2014

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB BERKARAKTER IMPLIKASINYA PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS EKSPLORASI,ELABORASI, DAN KONFIRMASI


(A.  Suherman)

Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementrian Pendidikan Nasional telah merancang penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari mulai SD sampai Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas pada pertemuan Pimpinan Pascasarjana Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) se-Indonesia (LPTK) di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed).’ Sabtu, 15/4/2010.
            Munculnya gagasan Program pendidikan karakter di Indonesia, bisa dimaklumi sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan belum berhasil membangun maniusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang menyebut, pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mental dan moralnya lemah (Husaini, 2010).


Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghapal materi soal ujian, dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan berbuat baik,  pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu berbuat malas, malu membiarkan lingkungannya kotor. Karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan proposional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.
Pada dasarnya karakter akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang-ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan (habit), yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Karakter merupakan kunci kepemimpinan (leadership). Penelitian di  Harvard University menunjukkan bahwa 85% ”performance” pemimpin bergantung pada  karakter pribadinya (Warren Bennis). Ada tiga macam karakter, yakni basic characters (misalnya: ketaatan), beautiful characters (misalnya: ramah), dan brilliant characters  (misalnya: inisiatif/prakarsa). Basic characters membuat seseorang berhasil dalam suatu komunitas, beautiful characters menjadikan seseorang sebagai anggota tim yang baik sedangkan brilliant characters  mampu  mempengaruhi  atau  memimpin  orang lain.
Di sinilah dapat pahami, mengapa ada kesenjangan antara praktik pendidikan  dengan karakter peserta didik. Bisa dikatakan, dunia pendidikan di Indonesia sedang memasuki masa-masa yang sangat pelik. Kucuran anggaran pendidikan yang sangat besar disertai berbagai program terobosan sepertinya belum mampu memecahkan persoalan mendasar dalam dunia pendidikan, yakni bagaimana mencetak alumni pendidikan yang unggul, yang beriman, bertaqwa, profesional, dan berkarakter, sebagaimana tujuan pendidikan dalam UU sistem Pendidikan Nasional.
Enam pilar karakter (the six pillars of character) atau enam aturan dasar dalam kehidupan (six basic rules of living) meliputi kejujuran (trustworthiness), rasa hormat (respect), tanggung jawab (responsibility), keadilan (fairness), kepedulian (caring), dan warga negara yang baik (good citizenship) (http:// www.character.org). Enam pilar ini merupakan dasar untuk mengetahui karakter seseorang benar atau salah. Dengan menjelaskan makna enam pilar tesebut dan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan, sejarah, atau suatu berita merupakan salah satu cara pembentukan karakter, yang dalam pelaksanaannya dapat diintegrasikan dalam suatu proses pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Hanya saja yang menjadi permasalahan, bagaimanakah cara mengintegrasikannya? Sesuatu masalah yang perlu dibicarakan atau dilakukan suatu penelitian.
Bagaimanakah pembentukan karakter dapat diupayakan melalui proses pembelajaran? Secara umum, proses pembelajaran ditujukan untuk pencapaian suatu kompetensi tertentu, yang seringkali agak mengabaikan pembentukan karakter, yang terkadang dianggap sebagai sesuatu yang sudah melekat pada subjek belajar sejak lahir atau secara alamiah. Karakter ternyata tidak hanya sebagai suatu sifat bawaan, tetapi dapat diupayakan melalui suatu tindakan secara berulang dan rutin. Oleh karena itu perlu, dupayakan cara-cara pembentukan karakter melalui proses perkuliahan/pembelajaran.
Kondisi kualitas sumber daya manusia yang rendah dapat memperburuk kehidupan bermasyarakat. Pendidikan sekarang ini masih melahirkan generasi yang ahli dalam pengetahuan sains dan teknologi, hal ini bukan merupakan suatu prestasi, karena pendidikan seharusnya menghasilkan generasi dengan kepribadian yang unggul dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan. Ada indikasi kuat bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan sains teknologi yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional tidak memiliki hubungan yang kuat dengan pembentukan karakter peserta didik. Padahal, pembentukan karakter merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Agama yang menjadi faktor penting dalam pembentukan karakter peserta didik hanya ditempatkan pada posisi yang sangat minimal, dan tidak menjadi landasan dari seluruh aspek. (Syahreza, 2006).
            Banyak pendidik percaya, karakter suatu bangsa terkait dengan prestasi yang diraih oleh bangsa itu dalam berbagai bidang kehidupan. Salah seorang pakar dalam pendidikan karakter “Megawangi” mencontohkan, bagaimana kesuksesan Cina dalam menerapkan pendidikan karakter sejak awal tahun 1980-an. Menurutnya pendidikan karakter adalah untuk mengukir akhlak melalui proses knowing the good loving the good and acting the good yakni, suatu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind heart, and hands (Husaini, 2010).
Upaya pembentukan karakter pribadi yang kuat hanya dapat dilakukan melalui pengembangan kegiatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu pembekalan Success  Skills pada pembelajar. Success Skills adalah keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk dapat terus mengembangkan dirinya. Success Skills akan mencakup tiga pilar keterampilan  utama,  yaitu  learning  skills (keterampilan  belajar),  thinking  skills  (keterampilan berpikir) dan living skills (keterampilan hidup) (PPKB DUE-Like BATCH IV Universitas Gadjah Mada).
Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan nilai-nilai karakter  menjadi 18 butir; ialah  (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial dan (18) tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut diharapkan menjadi kunci penuntun pembelajaran berkarakter dalam rangka pendidikan karakter. Identifikasi nilai-nilai karakter dalam 18 butir dimaksudkan dapat mempermudah para guru menyelenggarakan pembelajaran berkarakter.
Sebagai implikasinya, saat ini para guru dianjurkan untuk membuat RPP dan silabus yang menggunakan fase-fase eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Fase-fase ini berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Pembelajaran.
- Eksplorasi
Eksplorasi berasal dari kata exploration yang berarti penyelidikan atau berasal dari to explore-explorer yang berarti menyelidiki, memeriksa, menjelajah tempat  di dunia yang belum diketahui dengan baik.
Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan menerapkan strategi belajar aktif.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar (Adelsberger, http://mtsnslawi).
- Elaborasi
Elaborasi dipandang sebagai penjelasan sebuah permasalahan/topik dengan menggunakan pandangan dan pemahaman yang dimiliki orang yang melakukan elaborasi tersebut. Elaborasi diambil dari bahasa.inggris elaborate (v) dan elaboration (n) yang artinya itu menjelaskan sesuatu dengan detil. ela·bo·ra·si /élaborasi/ n 1 penggarapan secara tekun dan cermat
Menurut kamus bahasa Indonesia elaborasi artinya penggarapan secara tekun dan cermat (Anwar, 2003), Jadi elaborasi merupakan suatu strategi pembelajaran yang lebih mendalam terhadap kajian materi yang disampaikan kepada anak didik.
- Konfirmasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 518), konfirmasi berarti penegasan, pengesahan, pembenaran. Mengonfirmasikan berarti menyatakan dengan tegas, menegaskan. Kata sifatnya adalah confirmatief atau confirmatoir yang artinya menguatkan, mengukuhkan, membenarkan (Kamus Belanda-Indonesia, Datje Rahajoekoesoemah, 1991). Dalam bahasa Inggris ada verba confirm menegaskan, memperkuat, membaptis dan nomina confirmation penegasan, pengesahan.
Konfirmasi Berasal dari bahasa Belanda, juga dari bahasa Inggris, kata konfirmasi dipakai dalam percakapan dan penulisan sehari-hari. Menjadi kata serapan dengan bentuk dasar konfirmasi, bentuk turunannya adalah dikonfirmasikan, mengonfirmasikan.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis eksplorasi-Elaborasi-Konfirmasi
Ciri-ciri pembelajaran berbasis eksplorasi:
1.      Melibatkan peserta didik mencari informasi (topik tertentu);
2.      Menggunakan beragam pendekatan, media dan sumber belajar;
3.      Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis Elaborasi:
1.      Membiasakan peserta didik untuk membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu;
2.      Memfasilitasi peserta didik untuk memunculkan gagasan baru melalui pemberian tugas;
3.      Memberi kesemptan siswa untuk berpikir, menganalisa, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut;
4.      Kooperatif;
5.      Berkompetisi secara sehat;
6.      Membuat laporan.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis konfirmasi:
1.      Guru memberi umpan balik positip terhadap hasil belajar anak didik;
2.      Guru memberi konfirmasi hasil eksplorasi peserta didik;
3.      Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksi pengalaman belajarnya
Kegiatan Eksplorasi-Elaborasi-Konfirmasi
1.      Kegiatan ekplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain  agar tecipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan pengunaan panca indera dengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran;
2.      Kegiatan elaborasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan siswa mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekpresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun tulisan sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya;
3.      Kegiatan konfirmasi adalah kegiatan pembelajaran yang diperlukan agar konsepsi kognitif yang dikonstruksi dalam kegiatan ekplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan diperkuat sehingga timbul motivasi yang tinggi untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi dan elaborasi lebih lanjut.

DAFTAR RUJUKAN
American Dictionary; Randall. (1982). IUCN. 1968; WCS. 1980. dalam Vera. Just Another UNS Social Network ™ weblog. [17 Januari 2011]
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). KBBI. Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas (2007), Permendiknas No. 49 tahun 2007, Jakarta
Desy Anwar. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia.
Heimo H. Adelsberger, 2000).
Husaini, A. (2010). Pendidikan Karakter Islami Membentuk Manusia Berkarakter Beradab. Universitas Ibn Khaldun. Makalah. Tidak Diterbitkan
PPKB DUE-Like BATCH IV Universitas Gadjah Mada. Pengembangan Success Skill.
Rahajoekoesoemah,D. (1991). Kamus Belanda-Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Susanto, S. (2000). Membangun Karakter Lewat Pendidikan. Kompas, Selasa, 7 Maret 2000
Syahreza, A. (2006). Sistem Pendidikan Indonesia Gagal. Web Forum UPI Bandung, 24 Juni 2006.
tn. (2010). Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi. [online]: http://mtsnslawi.wordpress.com/2010/11/02/eksplorasi-elaborasi-konfirmasi/ [diakses] November 2, 2010.



Lampiran
Contoh RPP Berbasis EEK  (tidak mengikat)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : ..............................................
Kelas/Semester            : ..............................................
Pertemuan ke              : ..............................................
Alokasi Waktu            : ..............................................
==========================================

A. Standar Kompetensi
........................................................................................................................
B. Kompetensi Dasar
........................................................................................................................
C. Tujuan Pembelajaran
........................................................................................................................
:Karakter Siswa yang Diharapkan:
·         Disiplin ( Discipline )
  • Tekun ( diligence )
  • Tanggung jawab ( responsibility )
  • Ketelitian ( carefulness)
  • Kerja sama ( Cooperation )
  • Toleransi ( Tolerance )
  • Percaya diri ( Confidence )
  • Keberanian ( Bravery )

D. Materi Ajar
........................................................................................................................
E. Metode Pembelajaran/Model Pembelajaran
........................................................................................................................
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
    Appersepsi dan Motivasi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
    .....................................................................................................................
b. Elaborasi
    .....................................................................................................................
c. Konfirmasi
    .....................................................................................................................
3. Kegiatan Penutup
     ..................................................................................................................................
G. Sumber Belajar
.................................................................................................................................
H. Assesment/Penilaian
........................................................................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin