Alquran melarang manusia bersikap sombong dan
sangat menganjurkan mereka untuk bersikap rendah hati. Larangan ini diantaranya
terdapat dalam rangkaian ayat yang mengisahkan tentang nasihat Luqman kepada
anaknya.
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ
مَرَحًا ۖ
إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا (٣٧) كُلُّ
ذَٰلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا (٣٨)
“Dan
janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
enggau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi
gunung. Semua itu kejahatannya sangat di benci di sisi Tuhanmu.” (al-Israa’:37-38)
Di ayat lain Allah Swt berfirman.
...فَالَّذِينَ
لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ(٢٢)
لَا جَرَمَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (٢٣)
“...
Maka orang yang tidak berfirman kepada akhirat, hati mereka mengingkari
(keesaan Allah), dan mereka adalah orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan
dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menykai orang yang sombong.”(an-Nahl: 22-23)
Allah Swt juga berfirman,
“Dan janganlah
kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di
bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-prang yang sombong dan
membanggakan diri. Dan sederhanakannya dala berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman:18-19)
Aquran juga mengecam dan mengancam orang-orang
yang sombong. Allah Swt berfirman,
“Akan aku palingkan
dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang mnyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang
benar..” (al-‘Araaf:146)
Allah Swt berfirman,
كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ
عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ (٣٥)
“.......Demikianlah
Allah menunci hati setiap orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang.” (al-Mu’min: 35)
Dalam Alquran, Allah Swt juga membuat teladan
bagaimana nasib orang yang sombong dihadapan kawan-kawannya. Diantaranya adalah
kisah seorang yang terlena dengan kekayaan yang melimpah dan pengikut yang
banyak, hingga dia mengingkari keesaan Allah Swt dan tidak percaya terhadap
kebenaran hari akhir. Dia sombong di hadapan kawan-kawannya dan tidak mau
mendengar nasihat dan peringatan sahabat-sahabarnya. Akhirnya, dia merugi di
dunia dan akhirat.
Berikut ini, kami akan memaparkan rangkaian
ayat yang menceritakan seseorang yang sombong dan kawannya yang sangat
tawadhu’, kemudian kami akan menguraikan kisah mereka dengan lebih detai. Allah
Swt berfirman,
“Dan berikanlah
(Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang
(yang kafir) kamu beri dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu
dengan pohon-pohon kurma dan diantara keduanya (kebun itu) kami buatkan ladang.
Kedia kebun itu menghasilkan buahnya, dan tidak berkurang (buahnya) sedikit
pun, dan di celah-celah kedua kebun itu kami alirkan sungai, dan dia memiliki
kekayaan besar, maka dia berkata kepada kawan-kawannya (yang beriman) ketika
bercakap-cakap dengan dia, ‘Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan
pengikutku lebih kuat.’ Dan dia memasuki kebunnya dengan sikap merugikan
dirinya sendiri (karena angkuh dan kafir); dia berkata,’Aku kira kebun ini
tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku kita hari Kiamat itu tidak akan
datang, dan sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan
mendapatkan tempat kembali yang lebih baik daripada ini.” Kawannya (yang
beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya,’Apakah engkau
ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes
air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna? Tetapi
aku (percaya bahwa), Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan
Tuhanku dengan sesuatu apapun. Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak
mengucapkan ‘Masya Allah. Laquwwata illa billah’ (sungguh, atas kehendak Allah,
semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah,
sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit dari padamu. Maka
muda-mudahan Tuhanku, akan memberikanku (kebun) yang lebih baik dari kebunmu
(ini); dan Dia mengirimkan petir dari langit ke kebunmu, sehingga (kebun itu)
menjadi tanah, maka engkau tidak akan dapat menemukannya lagi.’Dan harta
kekayaannya dibinasahkan, lalu dia membolah-balikkan kedua telapak tanggannya
(tanda menyesal) terhadap apa ayng telah
dia belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur roboh bersama penyangganya
(para-para) lalu dia berkata,’Betapa sekiranya dahulu aku tidak mempersekutukan
Tuhanku dengan sesuatu pun.’ Dan tidak ada (lagi) baginya segolongan pun yang
dapat menolongnya selain Allah; dan dia pun tidak akan dapat membela dirinya.” (al-Kahfi: 32-43)
Ulama ahli tafsir menguraikan kisah dua orang
yang disinggung dalam Alquran itu dengan panjang lebar. Dari kisah itu kita bisa mengambil pelajaran betapa mulia
dan bermanfaatnya sifat tawadhu’ bagi orang yang mau berhias diri dengannya,
dan kita juga bisa mengambil pelajaran betapa jelekanya akibat yang akan
didapat oleh orang yang sombong
sumber: akhlaqun Naby fii Bukhori Muslim - Abdul Mun'im
Tidak ada komentar:
Posting Komentar