“Semakin banyak ilmu yang kita telah dapat, maka semakin
banyak kita tidak mengetahui terhadap suatu hal” begitulah yang dikatakan
seorang dosen Pendidikan Bahasa Arab UPI ketika sedang mengajarkan tentang
suatu materi yang bekaitan dengan al-Qur’an dan Hadist. Kewajiban
seorang muslim dalam mencari sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan telah
dicontohkan oleh cendikiwan Islam yang samapi saat ini masih terkenang namanya,
seperti Ibnu Sina, Aljabar dan lainnya.
Dalam Qur’an surat al-Imran ayat 79 dikatakan.
$tB
tb%x.
@t±u;Ï9
br&
çmuÏ?÷sã
ª!$#
|=»tGÅ3ø9$#
zNõ3ßsø9$#ur
no§qç7Y9$#ur
§NèO
tAqà)t
Ĩ$¨Z=Ï9
(#qçRqä.
#Y$t6Ïã
Ík<
`ÏB
Èbrß
«!$#
`Å3»s9ur
(#qçRqä.
z`¿ÍhÏY»/u
$yJÎ/
óOçFZä.
tbqßJÏk=yèè?
|=»tGÅ3ø9$#
$yJÎ/ur
óOçFZä.
tbqßâôs?
ÇÐÒÈ
79. tidak wajar bagi seseorang
manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu Dia
berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku
bukan penyembah Allah." akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
[208] Rabbani
ialah orang yang sempurna ilmu dan takwanya kepada Allah s.w.t.
Maka jelaslah ayat di atas memerintahkan kepada kita
untuk belajar tentang suatu ilmu dan menagajarkannya kembali agar kamu lebih
banyak mengetahui tentang segala sesuatu.
Profesi guru, adalah profesi yang mulia, kerana ia akan
terus memberikan semua keilmuannya kepada orang lain dengan mengharap imbalan
ataupun tidak sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar