Kamis, 07 Juni 2012

“Udah Takdirnyaa..”


Sering kali telinga kita diperdengarkan dengan kalimat seperti itu, dan biasanya kalimat tersebut dilontarkan ketika kita berada dalam musibah, seakan berperan sebagai obat hati yang terluka karena tidak terima atas apa yang terjadi. Tapi itulah hebatnya, ketika seseorang memahami takdir. Kita menjadi sesosok manusia yang selalu bersabar. Ini adalah salah satu bentuk penyerahan diri bahwasanya Allah lah yang menentukan segalanya.

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
Firman Allah:

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
Namun adapun seorang  yang menyikapi takdir dengan sangat mengenaskan, dia itu orang biasa yang selalu menerima segala sesuatu dengan lapang dada. Lebih tepatnya pasrah, pesimisme yang muncul seakan menyihir dirinya untuk menyalahgunakan hukum Takdir. Yang menjadikan dirinya yang enggan berusaha merubah ke arah yang lebih baik. Katanya “biarkan waktu yang menjawab” mau sampai kapan menunggu waktu yang menjawab? Kalau kita tidak segera bertanya?  hehehe
Ali Imran : 47. Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.
Dan demikian mula dengan adanya takdir Allah, tidak ada suatu pun yang mustahil bagiNya, mau kaya, cerdas, sukses. Apapun itu, sempurnakan Ikhtiar. Mau miskin, gak cerdas, jadi orang biasa-biasa aja. Itu pilihan.

Takdir itu rahasia bukan?  Dan tak ada seorang  pun yang tahu masalah takdir, jangan sok tau masalah takdir. Orang miskin itu takdir, orang kaya itu takdir. Orang pintar minum tolak angin. Itu juga gak harus. Ingat takdir itu ghaib, bisa saja dia itu kenyataannya miskin, tapi dia punya takdir jadi si kaya. Mungkin kan??!! Atau sebaliknya, hari ini dia kaya, tapi karena sifatnya yang boros kemudian dia jatuh miskin. Dan saya tegaskan lagi, tak ada satu orang pun yang tau rahasia takdir ini, peramal sekalipun apalagi percaya horoscop itu juga bohong.itu mah Cuma maen tebak-tebakan.
Kalau kita sudah percaya takdir itu ghaib. Mau bagaimana pun cara nya kita tak pernah tau takdir kita apa. So? Yang kita bisa lakukan adalah ikhtiar untuk mendapatkan takdir yang baik itu. Kita buat takdir menjadi si sukses itu menjadi takdir kita dimasa yang akan datang. Tapi jangan berleha-leha, ingat takdir itu rahasia, bisa dibuat dan mungkin berubah, dan mau bagaimana pun kita tak pernah tau takdir sebenarnya seperti apa. Besar kecilnya sebuah ikhtiar itu berbanding lurus dengan presentase keberhasilan sebuah tujuan.
Dan semakin tingginya keyakinan kita terhadap takdir baik, itu akan menyempurnakan ikhtiar kita selama ini.
Ngomong-ngomong soal takdir, Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :

1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)

2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
Jadi sekarang kita tahu takdir itu ada dua macam, takdir yang jelas (takdir mubram) dan takdir gak jelas (takdir mua’llaq) gak jelas kita itu nanti akan menjadi orang apa,  yang gak jelas besok makan sama apa, lebih gak jelas lagi apa yang kita makan, sepiring nasi tanpa lauk kah? Tanpa sambel kah? Tanpa nasi kah? Makanya hal-hal yang gak jelas itu perjelaskan dengan usaha, buat takdirmu sendiri. Besok makan cumi dengan tintanya yang khas di sebuah restoran agak mewah di pinggiran kios, dan coba ikhtiarkan untuk bisa mewujudkan suratan takdir yang sudah kita rencanakan.
Sekali lagi saya ingatkan, kita tidak pernah tahu sedikitpun, apa-apa yang akan terjadi kepada kita esok hari, lusa dan seterusnya, oleh karena itu kita kudu bin wajib ikhtiar, jika ingin pintar, hendaklah belajar, jika ingin kaya hendaklah berdagang, jika ingin sukses hendaklah berusaha setelah itu berdo’a dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan, jawaban, hasil dari ikhtiar kita kepada yang Maha Kuasa atas segala hal. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin