1.
Mendeskripsikan satu
gambar
Gambar disini fungsinya menambah
inspirasi menulis, entah itu gambar nyata atau grafis. Dari gambar ini kita
belajar mengamati, dan dari hasil pengamatan itu kita bias mendeskripsikan dan
menjabarkan, dan jadilah tulisan.
Sekarang kita coba deskripsikan
gambar !
Tanya seberapa besar anda punya
masalah (lihat kaca pembesar) kalau pun besar, itu hanya presepsi kita saja,
sebenarnya masalah itu kecil (tanpa kaca pembesar) –bisa dianalogikan kedalam
wujud lain- ketakutan itu besar, jika kita membuatnya besar, coba kalau kita
tak pernah terpikir rasa takut itu, akan kah ada ketakutan itu?- bias juga yang
lainnya- dalam perjalanan hidup, kita tak pernah tau ada apa dihadapan kita,
dan apa yang akan terjadi nanti, itu adalah tanda Tanya besar, yang kita tak
tau jawabannya.
Banyak kan?!, vareasi tulisan yang bisa kita buat dari sebuah gambar.
Tergantung dimana sudut pandang kita, dan kekritisan kita dalam mengamati
gambar. Gambar pun dapat menjadi alat komunikasi – selain tulisan- dengan
pembaca.
sekilas pembaca akan sedikit tahu tentang gambaran besar tulisan yang kita
buat, melalui gambar, Dan tentunya, pembaca tertentu akan sedikit melirik tulisan yang tak
bergambar, karena dianggap kurang menarik, dan membosankan.
Ingat, apa tujuan kita menulis. Hanya
untuk diri kita saja, atau untuk berbagi kepada orang lain?!.
2.
Cari suatu permasalahan dan buat solusinya.
Bagaimana kalau kita gak punya
masalah? Life’s never flat. Hidup gak ada masalah itu kosong, hampa, jadi tak
mungkin, misalnya dalam satu minggu kita gak dapat masalah sedikitpun. Dengan
mencari permasalahan, secara tidak langsung membuat kita peka terhadap
lingkungan sekitar kita, juga kritis dalam menghadapinya.
Apalagi bagi
para aktivis, tentu masalah sudah menjadi makanan sehari-hari yang gak pernah
kelewat, mau gimana lagi dalam kenyataannya ketika kita turun ke lingkungan
yang cukup beragam karakter orang nya, tentu akan meragam pula permasalahan
yang dibuatnya. Berbeda denga, jika kita hanya berada dilingkungan kelas saja,
rata-rata mereka punya tujuan untuk belajar, kadang iseng atau maen-maen dan
serupanya, dan gak akan jauh dari sekita itu saja, sehingga masalah yang timbul
di dalam kelas, hanya akan sekita itu itu saja, misalnya : persaingan individu
atau kelompok, masalah dengan guru, belum mengerjakan PR, teman yang pelit
memberikan contekan dan lain-lain. Lain hal nya orang-orang yang aktif di luar
kelas, mereka akan mendapatkan banyak masalah dan bermacam-macam cara penyelesaiannya
karena selain beragam orang yang macam-macam, mereka juga mempunyai latar
belakang yang berbeda pula, bahkan tujuan dan pemikiran pun sangat jarang yang
sama.
Kita bisa
memulai tulisan dari pokok-pokok permasalahan yang ada, lalu pendeskripsian
masalah secara detail, kemudian periksa keadaan dan tuliskan keadaan saat itu
(proses) setelah itu anda bisa memikirkan cara memecahkan masalahnya dan
menemukan solusinya. Tulisan anda pun akan berharga dengan pengamatan dan
pemecahan masalah yang anda buat sedemikian rupa
Dalam buku karya
Mardiyanto, seorang trainer pada ILNA Learning Center Bogor yang berjudul “ Who Move My Matches?”
dikatakan “memiliki masalah adalah hal yang biasa. Yang luarbiasa itu apabila
kita dalam mnyikapinya dengan bijaksana”. Masalah disini dikatakan adalah hal
yang biasa, karena ini akan terjadi setiap saat nya, namun cara penyikapan yang
berbeda-beda, ada yang lari dari masalah itu, “lempar batu” atau tak mau
disalahkan, memperpanjang masalah yang tak pernah habis atau cara yang
bijaksana, seperti yang dikatakan diatas. Namun yang yang paling penting yang
harus kita tahu adalah, tidak ada suatu persoalan apapun yang menimpa kita,
yang tidak bisa kita selesaikan.
3.
Sharing dengan teman
Saling curhat, tukar
pikiran dan pendapat bukan sesuatu yang jarang kita temukan disekitar kita, dan
kita pun pernah berada di dua peran berbeda yaitu orang yang dicurhati dan yang
curhat. Tapi yang akan saya bahas disini bukanlah curhat atau yang sebagainya, tapi
Sharing, salah satu cara menyikapi permasalahan dengan melibatkan sudut pandang
yang berbeda, nah disini kita akan memperbanyak bahan tulisan yang akan kita
tulis, seperti hal nya wartawan, tulisan mereka akan dianggap bagus dengan
melampirkan sudut pandang orang lain dalam tulisan mereka, tentu kita pun dalam
hal tulis menulis, perlu adanya perbadingan pendapat untuk meyakinkan pembaca,
Sharing disini akan memudahkan kita menelusuri akar-akar pembicaraan apalagi
dengan beberapa orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Dan semakin sulit
untuk menentukan satu titik temu. Pembicaraan hangat yang dilakukan dua orang
atau lebih akan menimbulkan mengakaran masalah, dan ini akan merangsang
pemikiran kita untuk lebih berfikir lagi atau bahkan kita akan menemukan suatu
hal yang baru kita tahu dengan sudut pandang orang lain yang berbeda itu.
Sekarang coba kita mulai
menulis beberapa isu, menurut pandangan kita, kemudian tulis beberapa
kemungkinan-kemungkinan pendapat yang muncul, lalu tanya lah beberapa teman mu,
baik itu untuk berpendapat, atau mengkritisi pendapatmu. Dan lihat apa yang kau
dapat hari itu juga. Dengan mendapat data-data yang ada saat ini, pasti anda
akan bersemangat untuk menuliskannya
4.
Mengkritisi pendapat orang lain.
Dalam acara kontes debat,
mengkritisi itu WAJIB hukumnya, sebab kalau tidak, nanti akan kalah, maka dalam
debat ini kita dipaksa untuk cepat tanggap dalam menyikapi pendapat orang yang
berbeda-beda. Mengkririsi pendapat ini, kita mengambil sudup pandang kita
sendiri, dan menganggap kita lah yang lebih baik, mentok-mentoknya mikir, rasa
penasaran akan muncul dengan alasan “kenapa?” dan “bagaimana?” dan
lebih-lebihnya kita akan terangsang untuk mencari buku yang berkenaan yang akan
menjawab semua pertanyaan kita.
Adapun dalam kondisi
lain, yaitu ketika kita menghadiri seminar, majlis ilmu atau lain sebagainya,
seseorang yang menganggap penting ilmu tersebut pasti akan menuliskannya, dan
orang yang kritis tidak akan hanya merasa cukup dan puas dengan materi yang
diberikan, namun akan ada pertanyaan besar yang akan mengikutinya selama ia
tidak mencari jawabannya, makanya dalam acara-acara tersebut akan ada sesi
tanya jawab, meski pemateri telah menjawabnya, pastilah otak kita akan semakin
berputar, bila mana mendeteksi rambu-rambu keraguan, dan rambu-rambu ini akan
menjadi tulisan kita selanjutnya.
Selamat menulis
5.
Menjadi pendengar yang baik
Alasan kita memiliki dua
buah daun telinga dan satu mulut adalah, kita diharuskan banyak mendengar dari
pada berbicara. Dan menjadi pendengar yang baik, tidak ada ruginya. Malahan
kita akan mendapatkan suatu ilmu dengan sempurna!,
Ketika kita berada dalam
lingkarang ilmu, kadang kita dituntut untuk berbicara, bertanya, dan juga
mendengarkan. Dan menurut saya, pendengarkan ini adalah hal yang paling
diutamakan. Kenapa? Karena dengan mendengarkan
seseorang dengan baik, munculnya kesalah fahaman akan semakin kecil, adapun
contih lain, kita sudah mendengarkan namun kadang kita bingung apa yang pembicara katakan, ada
beberapa masalah soal itu, 1. Tidak fokus 2. Mendahulukan aktifitas lain selain
mendengarkan 3. Berkomentar dulu, sebelum pembicaraan selesai.
Untuk mengawali menulis,
kita harus banyak membaca dan mendengarkan, kedua itu adalah upaya terampuh
untuk memperluas wawasan kita. Dan ketika kita bisa menjadi pendengar yang
baik, kita akan tergugah untuk menulis.
Menulis bukanlah bakat, atau kemampuan dari beberapa
orang, akan tetapi tulisan akan tercipta dari sebuah keinginan dan kesungguhan
dari dalam diri kita, tulisan akan dibuat bukan oleh orang yang hanya diam-diam
saja, tapi oleh orang-orang yang berani memulainya.
“ Andaikan dihadapkan kepada ku dua orang penulis, maka
aku akan memilih yang paling gigih. Tanpa bakat orang akan menjadi penulis yang
hebat, sementara tanpa kegigihan, seorang penulis berbakat tidak berarti
apa-apa” –Mohammad Fauzil Adhim-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar