Selasa, 03 April 2012

Who Am I?


Siapa anda sebenarnya??

Banyak jawaban dari pertanyaan tersebut, itu relative bukan? Tergantung siapa yg melihat.

Saya punya satu masalah berkenaan dengan hal ini

suatu hari seorang guru masuk ke kelas yang baru pertama kali diajarnya. Murid-murid tak berkomentar, mereka hanya mengikuti apa kata guru tersebut. Walaupun asing di mata mereka. Guru tersebut terpandang baik dilingkungan sekolah, sementara kelas tersebut selalu dianggap baik disana. Padahal murid-murid di kelas itu merasa tidak nyaman atas sikap orang lain terhadap kelasnya.
Di setiap hari guru itu mengajar, dia selalu menganggap rendah muridnya, bahkan membanding-bandingkannya dengan kelas lain secara berlebihan, sampai kemarahan si murid memuncak saat si guru tidak menghargai mereka. Masalahnya sepele, si guru hanya memakai sepatu ke atas karpet. Padahal karpet tersebut sering dipakai untuk sholat lebih parahnya lagi si guru berkata "laporkan saja, kalo bapak berbuat seperti ini" murid-murid hanya diam, diam karena bingung. Atas dasar apa guru tersebut melakukan, dan berbcara seperti itu. Padahal dia tau, harus seperti apa?



Dari sedikit cerita diatas, saya ingin mengajukan beberapa komentar. 1.Terutama karena saya seksi kebersihan dikelas itu, saya merasa diinjak-injak, seumur-umur saya bersekolah disana. Tidak pernah ada orang yg berani membawa alas kaki ke atas karpet
2. Saya melihat ke tidak propesionalan si guru. Tugas dia hanya guru, bukan musuh

dampak dari ketidak propesionalan itu akan menjadikan kualitas anak menjadi rendah, karena ketidak sukaan mereka kepda gurunya.
Dan mungkin semua juga tau. Dimana kita berpijak disitu kita menjunjung tinggi
sama seperti guru tersebut. Seharusnya, guru mematuhi semua kebijakan suatu tempat, bukan malah sengaja melanggarnya
terkadang guru marah saat murid tidak mematuhi peraturan. Apa kah murid marah, saat si guru SENGAJA melanggar peraturan di depan murid2nya. Tidak!!
Kita hormati guru, dan guru juga hormati kita. Hak dan kewajiban kita

mungkin kita bodoh, tapi jangan jadikan kebodohan sebagai ukur kesuksesan. Tak semua orang pintar itu sukses

hasil akhir bukan tolak ukur kesuksesan kita. Tapi PROSES yg harus selalu kita hargai, karena hasil hanya Allah yang menentukan. Bukan kita

berlakulah ADIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin