Rabu, 13 Maret 2013

KETENAGAKERJAAN DAN KEPENDIDIKAN (Guru, Bukan Sekedar Propesi, Tapi Pengabdian Untuk Negeri)


   
Profesi (Part 1)
Ketenagakerjaan atau profesi seorang guru berkaitan erat dengan peranan pendidik dalam kependidikan saat ini, jika berbicara tentang ketenagakerjaan itu artinya seorang guru bekerja untuk kelangsungan hidupnya, mencari materi untuk kebutuhan dirinya dan keluarga, dimana dengan tujuan tersebut ia akan bersungguh-sungguh dan propesional dalam bekerja, sebagai seorang propesional, ia akan melakukan pekerjaannya dengan baik.
di Finlandia profesi guru, merupakan profesi terhormat, negara dan rakyatnya sangat menjunjung tinggi profesi ini, bahkan bangku perkuliahan setiap jurusan keguruan yang memperebutkannya 1:7 orang peminat, selain karena gaji guru yang cukup besar profesi guru di negara ini menjadi jalan masa depan yang gemilang.





Lain dengan negara kita ini, dari salah satu dosen  ‘spesalis’ kependidikan dalam ruang kelas ia bercerita bahwa, ada beberapa guru –yang dalam bimbingannya- mendapatkan prilaku yang tak pantas dari siswanya, kemudian si guru ini bertanya kepada dosen yang membimbinganya ini, “Kenapa hal ini terjadi kepada saya pa?” kemudian Pa. Dosen malah bertanya kembali pada guru tersebut “Coba kamu pikirkan, apa yang pernah kamu lakukan dulu saat jadi mahasiswa, pernahkah kamu menghormati seorang dosen yang mengajar didepanmu?” dan akhirnya guru itu menyadari atas kesalahannya terdahulu yang mungkin berbalas perih saat dirinya sedang mengajar di kelas.
Apa artinya cerita diatas? Harus kita akui bahwa sebagian besar guru di sekolah-sekolah negeri maupun swasta, itu hilang kewibawaannya, profesi ini pun menjadi ‘tercemar’ apa lagi bila masyarakat mengetahui bahwa ketika guru-guru mengajar disekolah itu, tidak mendidik sepenuhnya terhadap anak-anak mereka sehingga kurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap seorang guru, yang dampaknya kini telah kita rasakan bahwa sebagian masyarakat memasukan anaknya ke sekolah-sekolah itu bukan untuk Pendidikan, tapi hal-hal yang lain, seperti gengsi, jika anaknya tidak disekolahkan atau hanya melaksanakan kewajiban orang tua saja untuk menyekolahkan anaknya. Dan memang jarang sekali dari orang tua itu menyerahkan pendidikan seorang anak sepenuhnya kepada guru atau pihak sekolah selama anak itu tidak dirumah. Selanjutnya kita akan bahas aspek-aspek apa saja yang bisa mempengaruhi hal ini, sebelum beranjak kesana. Terkai dengan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru, Nana Sudjana berpendapat bahwa hal itu disebabkan oleh beberapa faktor.
1.      Adanya pandagan sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan
2.      Kekurangan guru didaerah terpencil memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru
3.      Banyak guru yang belum dihargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu hal ini ditambah algi dengan perasaan rendah diri karena profesi menjadi guru serta penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinyanya, yang membuat wibawa guru semakin merosot (Nana Sudjana, 1988 via Fakhruddin, 2011). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin