Kamis, 14 Maret 2013

Kesejahteraah Berbanding Lurus Dengan Tingkat Pengabdian (part 6)




Jika saat ini kita dihadapkan dengan suatu  pilihan, ingin menjadi pengusaha atau menjadi seorang guru, maka akan lebih banyak memilihin pilihan yang pertama, kenapa?? Karena menjadi profesi guru itu tidak akan menjamin kesejahteraan mereka. Dan inilah yang menjadi sumber utama permasalahan di dunia pendidikan. Mengapa tidak, guru lah yang sebenarnya menjadi roda utama penggerak awal kejayaan suatu bangsa.
Masalah-masalah lain yang terlihat saat ini, adalah kurangnya guru di daerah pedesaan, kualitas guru dalam pembelajaran di kelas, motivasi yang rendah dalam rangka mencerdaskan anak bangsa, minimnya minat jurusan keguruan di perguruan tinggi, guru dipandang sebelah mata oleh kalangan tertentu, dan lain sebagainya.
Bagaimana seorang guru akan mengabdi untuk negaranya, sementara pemerintahannya saja tidak peduli dengan profesinya, bahkan sedikitnya kucuran dana yang dikeluarkan pemerintah dalam urusan pendidikan misalnya, banyak gedung-gedung sekolah yang tak layak pakai, fasilitas yang kurang memadai, akses jalan yang sulit ditempuh, dan lain sebagainya

Pendidikan yang bermutu merupakan suatu investasi yang mahal. Masyarakat industri modern menyadari hal ini dan akan menanamkan investasi yang besar untuk industri pendidikan itu. Kesadaran masyarakat untuk menanggung biaya pendidikan (cost sharing) pada hakikatnya akan memberikan suatu kekuatan pada masyarakat (empowering the siciety) untuk bertanggung jawabterhadap penyelanggarakan pendidikan. Hal ini berlainan sekali dengan keadaan di negara berkembang di mana ada keengganan masyarakat untuk ikut membagi beban pendidikan, yang rampak dalam rendahnya “Social rate of return” dan relatif tingginya “private rate of return” investasi dalam bidang pendidikan.
Pembiayaan pendidikan yang cukup besar dalam masyarakat industri modern berasala dari orang tua, masyarakat dan dunia industri. Dari masyarakat dapat berupa sumbangan (endownment funds), begitu pula dari dunia industri misalnya untuk penelitian-penelitian. Orang tua akan menyadari dan menaggung biaya pendidikan (SPP) yang lebih riil, sedangkan dari sektor pemerintahan kemungkina melalui pajak pendidikan. Sudah tentu tidak semua orang tua akan mampu, terutama pada orang tua yang mendekati masa pengsiun sedangkan biaya pendidikan anaknya justru semakin meningkat. (Tilaar, 2008, hal. 179)
Dalam masalah pembiayaan di sektor pendidikan ini, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menutupinya. Jika pemerintah mengaku telah memberikan banyak anggaran untuk pendidikan, maka kita harus memikirkan solusi lain selain kita mengandalkan pemerintah. Dalam bukunya Drs. B. Suryosubroto ada beberapa kelemahan dalam sistem pendidikan nasional yaitu
1.      Pandangan pendidikan bersifat microscopis. Pendidikan dipandang sebagai dunia kedua tersendiri yang terpisah dan terpencil dari aspek-aspek
2.      Pendidikan kurang mempunyai sangkut paut dengan pembangunan sehingga menghasilkan tamatan sekolah menengah yang serba canggung sarjana-sarjana nganggur dan sebagainya
3.      Lebih memenuhi keinginan subjektif masyarakat  akan pendidikan.
4.      Tidak ada keseimbangan horisontal dan vertikal
5.      Ada tembok pemisah antara sekolah dan masyarakat
6.      Program dan pelaksanaan pendidikan terbatas oleh usia sekolah (school age)
Lalu apa sih fungsi pendidikan selama ini?! Di tengah-tengah pembahasan tentang kelemahan sistem pendidikan, Drs. B. Suryosubroto menjelaskan:
Fungsi pendidikan menurut ketetapan MPRS no. II/MPRS/60 sebagai berikut:
a.       Pendidikan sebagai pembina manusia Indonesia baru yang berakhlak tinggi
b.      Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan
c.       Pendidikan sebagai lembaga kebudayaan nasional
d.      Pendidikan sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan, teknik dan fisik/mental
e.       Pendidikan merupakan sebuah penggerak seluruh kekuatan rakyat
Bila anggaran dari pemerintah masih kurang dalam memperbaiki kualitas  pendidikan, maka partisipasi masyarakatlah yang dianggap perlu dalam mendukung pendidikan kearah yang lebih baik. Dan mengapa hal ini bisa terjadi, dengan menganalisis pernyataan di atas kita aka tahu kenapa sektor pendidikan di negara kita tidak bagus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berpartisipasi atas terciptanya blog ini. mudah-mudahan blog ini bisa bermanfa'at. Amin